Oktober 20, 2025

Bluefinsushithaialameda – Panduan Menjadi Reviewer Kuliner yang Profesional

Wisata kuliner telah menjadi bagian yang tak terpisahkan bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia

2025-05-17 | admin3

Dessert Street Food: Gulungan Kurma Goreng di Pasar Malam Diriyah

Di tengah gemerlap lampu dan aroma rempah-rempah yang khas dari Pasar Malam Diriyah, Arab Saudi, ada satu kudapan manis yang menarik perhatian banyak pengunjung—gulungan kurma goreng. Street food ini menjadi bintang baru di antara berbagai jajanan khas Timur Tengah yang disajikan di pasar malam bersejarah tersebut. Memadukan kelezatan buah kurma yang legit dengan kerenyahan kulit goreng keemasan, gulungan kurma goreng menciptakan sensasi rasa yang menggoda lidah dan sulit dilupakan.

Pasar Malam Diriyah: Perpaduan Tradisi dan Modernitas

Diriyah, yang terletak di pinggiran ibu kota Riyadh, merupakan kawasan bersejarah yang kini berkembang menjadi destinasi wisata dan budaya. Pasar malam di Diriyah bukan hanya tempat untuk berbelanja atau berjalan-jalan, tetapi juga surga kuliner bagi para pencinta makanan jalanan khas Timur Tengah.

Di antara aroma kabsa yang menggoda, kepulan asap dari daging panggang, dan deretan teh rempah tradisional, ada sesuatu yang menarik dari salah satu gerai kecil yang selalu dipadati pengunjung: gulungan kurma goreng yang disajikan hangat dengan taburan kayu manis atau saus karamel.

Kurma: Buah Sakral yang Diolah Kekinian

Kurma adalah buah yang tak bisa dipisahkan https://rajazeus.info/ dari budaya dan tradisi kuliner Arab. Biasanya dikonsumsi langsung sebagai camilan sehat atau sajian berbuka puasa, kini kurma diolah dengan pendekatan kreatif dalam bentuk dessert kekinian. Gulungan kurma goreng adalah salah satu hasil inovatif tersebut.

Proses pembuatannya cukup sederhana, namun membutuhkan ketelitian. Kurma pilihan—biasanya jenis Medjool yang besar dan manis—dibuang bijinya dan diisi dengan isian seperti keju krim, kacang almond, atau bahkan cokelat. Setelah itu, kurma dibungkus dengan kulit lumpia tipis, lalu digoreng dalam minyak panas hingga renyah keemasan. Hasilnya adalah perpaduan rasa manis, gurih, dan sedikit asin yang meledak dalam satu gigitan.

Pengalaman Makan yang Autentik dan Menyenangkan

Satu hal yang membuat gulungan kurma goreng ini begitu spesial adalah pengalaman makannya yang unik. Dihidangkan hangat dalam piring kecil dari rotan atau kertas daur ulang, jajanan ini biasanya dinikmati sambil berdiri atau berjalan-jalan menyusuri gang-gang sempit pasar malam. Aroma harum dari minyak dan kayu manis, ditambah suasana riuh rendah dari para penjual dan musisi jalanan, membuat pengalaman kuliner ini terasa autentik dan berkesan.

Sebagian penjual juga menawarkan varian topping, seperti gula bubuk, saus karamel asin (salted caramel), atau bahkan es krim vanila untuk pencinta manis sejati. Harga satu porsi gulungan kurma goreng cukup terjangkau, berkisar antara 10 hingga 15 riyal, membuatnya menjadi pilihan tepat bagi para wisatawan maupun warga lokal.

Lebih dari Sekadar Camilan

Gulungan kurma goreng tak hanya menawarkan cita rasa, tapi juga menggambarkan bagaimana kuliner jalanan bisa menjadi medium untuk melestarikan budaya sekaligus berinovasi. Di Diriyah, makanan tidak hanya soal kenyang, tapi juga bagian dari warisan dan kebanggaan lokal. Hadirnya kreasi seperti ini menunjukkan bagaimana makanan tradisional bisa disesuaikan dengan selera generasi muda tanpa menghilangkan nilai otentiknya.

Tak heran jika banyak pengunjung—baik lokal maupun mancanegara—menjadikan gulungan kurma goreng sebagai salah satu menu wajib coba saat mengunjungi Diriyah. Banyak dari mereka yang kemudian mengunggah foto jajanan ini di media sosial, membuatnya semakin viral dan diburu para pencinta kuliner.

BACA JUGA: Kuliner Pahit Khas Kazakhstan: Rasa Unik dari Tradisi Stepa

Share: Facebook Twitter Linkedin
kuliner
2025-05-01 | admin3

Kuliner Pahit Khas Kazakhstan: Rasa Unik dari Tradisi Stepa

Kazakhstan, negara luas di Asia Tengah yang dikenal dengan budaya nomaden dan bentang stepa yang memukau, menyimpan kekayaan kuliner yang khas dan unik. Salah satu karakteristik mencolok dalam kuliner tradisional Kazakhstan adalah keberadaan rasa pahit dalam beberapa hidangan dan minuman. Meskipun pahit tidak lazim dijadikan rasa utama dalam masakan modern, bagi masyarakat Kazakhstan, rasa ini justru mengandung filosofi, kesehatan, dan sejarah panjang.

Berikut adalah beberapa kuliner pahit khas Kazakhstan yang menarik untuk diketahui:


1. Kumys – Susu Kuda Fermentasi

Kumys (atau koumiss) adalah minuman tradisional Kazakhstan yang terbuat dari susu kuda betina yang difermentasi. Rasa kumys sangat kompleks — asam, sedikit manis, dan memiliki aftertaste pahit yang cukup kuat, terutama bagi yang belum terbiasa. Minuman ini kaya probiotik dan secara historis diyakini memiliki manfaat bagi pencernaan dan imunitas tubuh.

Meski banyak orang luar menganggap rasanya aneh, bagi warga Kazakhstan, kumys adalah simbol identitas nasional dan kesehatan alami yang diwariskan dari nenek moyang nomaden mereka.


2. Shubat – Susu Unta Fermentasi

Mirip dengan kumys, shubat adalah minuman fermentasi yang terbuat dari susu unta. Rasa shubat cenderung lebih pahit dan lebih tajam dibandingkan kumys. Karena kandungan lemaknya lebih tinggi, rasa pahitnya juga terasa lebih “lengket” di lidah.

Shubat sering dikonsumsi di daerah selatan Kazakhstan, terutama selama musim panas karena dipercaya mampu menyegarkan tubuh dan mengobati berbagai penyakit seperti gangguan usus.


3. Qarta – Jeroan Kuda dengan Rasa Tajam

Qarta adalah salah satu sajian yang paling unik dan eksotis dalam kuliner Kazakhstan. Terbuat dari usus besar kuda, qarta direbus dan diasinkan, kemudian disajikan dalam irisan tipis. Meski teksturnya kenyal dan berlemak, rasa qarta sering kali memberikan sensasi pahit dan amis yang tajam, hasil dari proses perebusan dan fermentasi alami.

Makanan ini biasanya disajikan dalam acara besar atau perjamuan penting, dan dianggap sebagai simbol kehormatan bagi tamu.


4. Teh Hitam Kuat dengan Herba Stepa

Dalam budaya Kazakhstan, minum teh adalah tradisi penting. Teh rajazeus resmi hitam lokal sering dicampur dengan berbagai herba stepa seperti wormwood (Artemisia), yang dikenal memiliki rasa sangat pahit. Teh pahit ini sering dikonsumsi untuk pengobatan tradisional dan disajikan dalam suasana informal maupun resmi.

Beberapa herba yang digunakan dalam teh juga mengandung senyawa anti-parasit dan dianggap membersihkan tubuh, meskipun rasanya bisa sangat mencengangkan bagi lidah asing.


5. Makanan Obat Tradisional: Akar dan Daun Pahit

Dalam pengobatan rakyat Kazakh, beberapa akar dan dedaunan pahit dari tanaman stepa digunakan baik sebagai bahan tambahan makanan maupun sebagai jamu. Contohnya termasuk akar dari tanaman seperti kermek dan zhusan (wormwood), yang sering direbus menjadi sup atau dicampurkan dalam bubur untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Meskipun tidak dimakan secara langsung sebagai hidangan utama, kehadiran rasa pahit ini tetap terasa dan merupakan bagian dari filosofi “pahit itu menyehatkan”.


Mengapa Rasa Pahit Dihargai dalam Kuliner Kazakhstan?

Berbeda dengan banyak budaya lain yang menghindari rasa pahit, masyarakat Kazakhstan melihat kepahitan sebagai bagian dari keseimbangan hidup. Dalam budaya nomaden, bertahan hidup di padang luas membutuhkan ketahanan tubuh dan mental. Rasa pahit diasosiasikan dengan kekuatan, keberanian, dan ketahanan — sebuah filosofi hidup yang tertanam dalam makanan mereka.

Selain itu, banyak bahan pahit dalam kuliner Kazakhstan juga diyakini memiliki khasiat medis: melancarkan pencernaan, meningkatkan kekebalan tubuh, dan bahkan sebagai detoks alami.

BACA JUGA: Makanan Fusion: Ketika Timur dan Barat Bertemu di Piring

Share: Facebook Twitter Linkedin