Kazakhstan, negara luas di Asia Tengah yang dikenal dengan budaya nomaden dan bentang stepa yang memukau, menyimpan kekayaan kuliner yang khas dan unik. Salah satu karakteristik mencolok dalam kuliner tradisional Kazakhstan adalah keberadaan rasa pahit dalam beberapa hidangan dan minuman. Meskipun pahit tidak lazim dijadikan rasa utama dalam masakan modern, bagi masyarakat Kazakhstan, rasa ini justru mengandung filosofi, kesehatan, dan sejarah panjang.
Berikut adalah beberapa kuliner pahit khas Kazakhstan yang menarik untuk diketahui:
1. Kumys – Susu Kuda Fermentasi
Kumys (atau koumiss) adalah minuman tradisional Kazakhstan yang terbuat dari susu kuda betina yang difermentasi. Rasa kumys sangat kompleks — asam, sedikit manis, dan memiliki aftertaste pahit yang cukup kuat, terutama bagi yang belum terbiasa. Minuman ini kaya probiotik dan secara historis diyakini memiliki manfaat bagi pencernaan dan imunitas tubuh.
Meski banyak orang luar menganggap rasanya aneh, bagi warga Kazakhstan, kumys adalah simbol identitas nasional dan kesehatan alami yang diwariskan dari nenek moyang nomaden mereka.
2. Shubat – Susu Unta Fermentasi
Mirip dengan kumys, shubat adalah minuman fermentasi yang terbuat dari susu unta. Rasa shubat cenderung lebih pahit dan lebih tajam dibandingkan kumys. Karena kandungan lemaknya lebih tinggi, rasa pahitnya juga terasa lebih “lengket” di lidah.
Shubat sering dikonsumsi di daerah selatan Kazakhstan, terutama selama musim panas karena dipercaya mampu menyegarkan tubuh dan mengobati berbagai penyakit seperti gangguan usus.
3. Qarta – Jeroan Kuda dengan Rasa Tajam
Qarta adalah salah satu sajian yang paling unik dan eksotis dalam kuliner Kazakhstan. Terbuat dari usus besar kuda, qarta direbus dan diasinkan, kemudian disajikan dalam irisan tipis. Meski teksturnya kenyal dan berlemak, rasa qarta sering kali memberikan sensasi pahit dan amis yang tajam, hasil dari proses perebusan dan fermentasi alami.
Makanan ini biasanya disajikan dalam acara besar atau perjamuan penting, dan dianggap sebagai simbol kehormatan bagi tamu.
4. Teh Hitam Kuat dengan Herba Stepa
Dalam budaya Kazakhstan, minum teh adalah tradisi penting. Teh rajazeus resmi hitam lokal sering dicampur dengan berbagai herba stepa seperti wormwood (Artemisia), yang dikenal memiliki rasa sangat pahit. Teh pahit ini sering dikonsumsi untuk pengobatan tradisional dan disajikan dalam suasana informal maupun resmi.
Beberapa herba yang digunakan dalam teh juga mengandung senyawa anti-parasit dan dianggap membersihkan tubuh, meskipun rasanya bisa sangat mencengangkan bagi lidah asing.
5. Makanan Obat Tradisional: Akar dan Daun Pahit
Dalam pengobatan rakyat Kazakh, beberapa akar dan dedaunan pahit dari tanaman stepa digunakan baik sebagai bahan tambahan makanan maupun sebagai jamu. Contohnya termasuk akar dari tanaman seperti kermek dan zhusan (wormwood), yang sering direbus menjadi sup atau dicampurkan dalam bubur untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Meskipun tidak dimakan secara langsung sebagai hidangan utama, kehadiran rasa pahit ini tetap terasa dan merupakan bagian dari filosofi “pahit itu menyehatkan”.
Mengapa Rasa Pahit Dihargai dalam Kuliner Kazakhstan?
Berbeda dengan banyak budaya lain yang menghindari rasa pahit, masyarakat Kazakhstan melihat kepahitan sebagai bagian dari keseimbangan hidup. Dalam budaya nomaden, bertahan hidup di padang luas membutuhkan ketahanan tubuh dan mental. Rasa pahit diasosiasikan dengan kekuatan, keberanian, dan ketahanan — sebuah filosofi hidup yang tertanam dalam makanan mereka.
Selain itu, banyak bahan pahit dalam kuliner Kazakhstan juga diyakini memiliki khasiat medis: melancarkan pencernaan, meningkatkan kekebalan tubuh, dan bahkan sebagai detoks alami.
BACA JUGA: Makanan Fusion: Ketika Timur dan Barat Bertemu di Piring